Silahkan

Home » » Modul Pembelajaran

Modul Pembelajaran

Written By Titinkita.blogspot.com on Sabtu, 09 Maret 2013 | 01.39



Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas (Nasution, 2010:205)
            Karakteristik modul sebagai berikut:
1)   Modul merupakan unit pembelajaran terkecil dan lengkap
2)   Modul memuat rangkaian  kegiatan belajar yang direncanakan secara sistematis
3)   Modul memuat tujuan belajar khusus
4)   Modul memberi kemungkinan siswa belajar mandiri, dan
5)   Modul merupakan wujud pengakuan adanya perbedaan-perbedaan yang ada diantara, atau modul merupakan perwujudan pengajaran individual.
Mengingat modul tergantung pada untuk siapa, apa gunanya, bagaimana isinya, dan apa tujuannya maka karakteristik umum  pengajaran modul nenurut Setyosari ( 1990:10) antara lain:
1)   Paket pembelajaran diri (self-instructional package)
Isi modul merupakan satu satuan paket bahan ajaran yang lengkap, digunakan untuk belajar mandiri. Modul dapat berupa self contained, artinya memuat lengkap tentang isi materi ajaran yang akan dipelajari oleh siswa. Disamping itu, ada modul yang berupa nonself contained, artinya modul itu hanya memuat petunjuk-petunjuk atau arahan belajar bagi siswa.
2)   Mempertimbangkan adanya perbedaan individu
Pada kelas-kelas umumnya atau dalam pengajaran klasikal, normal class, masalah yang sering dihadapi oleh guru dan sulit diatasi, apabila guru dalam waktu singkat yang sekaligus harus melayani, memenuhi minat, dan kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan individu yang tampak, misalnya : kecerdasan, sosial ekonomi, cara belajar, latar belakang pendidikan, cepat dan lambatnya siswa menangkap pelajaran. Pengajaran modul dapat mengatasi adanya perbedaan ini. Dengan modul, siswa dapat belajar menurut waktu dan intensitas sendiri, disamping berdasarkan kemampuan dan bakatnya.
3)   Tujuan pengajaran
Setiap modul memuat tujuan pengajaran yang dirumuskan secara khusus dan operasional. Perumusan tujuan ditunjukkan secara eksplisit sebelum mempelajari modul sehingga baik guru maupun siswa dapat menentukan arah proses belajar mengajarnya.
4)   Adanya kaitan, struktur, dan urutan pengetahuan yang disajikan.
Modul disusun dan dikembangkan sedemikian rupa, sehingga pengalaman yang dirakit dalam modul selalu berkesinambungan.
5)   Penggunaan multimedia
Pengajaran modul memberi kesempatan kepada siswa seluas-luasnya untuk merespon stimulus sesuai dengan kemampuannya. Kemampuan mengamati dapat ditingkatkan melalui penggunaan beberapa indra dengan cara memanfaatkan berbagai macam media.
6)   Peran serta aktif siswa
Peran serta aktif ini memang dituntut oleh modul, mengingat modul dirancang untuk belajar mandiri sehingga setiap siswa harus memanfaatkan waktunya untuk menyelesaikan modul-modul itu.
7)   Pengukuhan secara langsung
Pengajaran modul dan berprogram, menurut Skinner merupakan penerapan efektif konsep pengukuhan (reinforcement). Ada sejumlah bukti empiris menunjukkan bahwa pengukuhan secara langsung atau segera dapat memperkuat efisiensi respon. Sehingga disarankan kepada guru agar selalu menerapkan prinsip feedback, agar siswa tidak saja tahu hasil tetapi dapat meningkatkan hasil tersebut.
8)   Kontrol terhadap cara evaluasi
Penilaian hasil belajar sangat besar pengaruhnya bagi siswa. Penilaian dalam pengajaran sistem modul baik penilaian formatif maupun penilaian sumatif memegang peranan penting. Melalui penilaian ini dapat dilihat apakah siswa telah menguasai tujuan khusus pembelajaran yang telah ditetapkan dan siswa dapat didiagnosis dalam proses dan kemajuan belajarnya.
Penilaian dalam modul didasarkan pada acuan kriteria atau standar (criterion refenced), artinya siswa harus mencapai kriteria tertentu yang telah ditetapkan, dan bukan berdasarkan acuan norma yang didasarkan pada kekuatan kelas secara keseluruhan.
Siswa akan segera mengetahui hasil penilaian itu karena siswa bisa melihat kunci jawaban yang telah disediakan untuk mengecek hasil pekerjaan. Dengan demikian siswa tahu hasil pekerjaannya. Itulah yang dimaksud dengan kontrol terhadap evaluasi.
            Komponen modul menurut Proyek Perintis Sekolah Pembangunan dalam Setyosari (1990: 23) menyatakan bahwa modul yang dikembangkan memiliki komponen-komponen sebagai berikut: Petunjuk untuk guru, petunjuk untuk siswa, lembar kegiatan siswa, lembar kerja siswa, kunci jawaban untuk lembar kerja, lembar tes/penilaian, dan kunci jawaban untuk lembar tes. Dari beberapa poin di atas, dapat disimpulkan bahwa modul merupakan seperangkat pembelajaran mandiri yang memuat satu unit materi pokok serta disusun secara sistematis dan terarah, terdiri dari Petunjuk untuk guru, petunjuk untuk siswa, lembar kegiatan siswa, lembar kerja siswa, kunci jawaban untuk lembar kerja, lembar tes/penilaian, dan kunci jawaban untuk lembar tes.  
            Adapun keunggulan dari pembelajaran dengan sistem modul menurut Setyosari (1990: 19) antara lain: memotivasi siswa untuk belajar karena siswa selalu didorong menyelesaikan modul tepat pada waktunya, hasil pekerjaan siswa dapat diketahui secepatnya karena setelah menyelesaikan modul siswa bisa langsung mencocokkan hasil pekerjaanya, hasil kerja yang dicapai sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, beban belajar terbagi secara merata pada setiap semester, dan pengetahuan yang diperoleh siswa terangkum secara sistematik.
Share this article :
0 Comments
Tweets
Komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Adsense Indonesia
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. PIKIRAN BEBAS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger