Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit lengkap
yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang
disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara
khusus dan jelas (Nasution, 2010:205)
Karakteristik modul
sebagai berikut:
1)
Modul merupakan unit pembelajaran terkecil dan lengkap
2)
Modul memuat rangkaian
kegiatan belajar yang direncanakan secara sistematis
3)
Modul memuat tujuan belajar khusus
4)
Modul memberi kemungkinan siswa belajar mandiri, dan
5)
Modul merupakan wujud pengakuan adanya perbedaan-perbedaan
yang ada diantara, atau modul merupakan perwujudan pengajaran individual.
Mengingat modul
tergantung pada untuk siapa, apa gunanya, bagaimana isinya, dan apa tujuannya
maka karakteristik umum pengajaran modul
nenurut Setyosari ( 1990:10) antara lain:
1)
Paket pembelajaran diri (self-instructional package)
Isi modul
merupakan satu satuan paket bahan ajaran yang lengkap, digunakan untuk belajar
mandiri. Modul dapat berupa self
contained, artinya memuat lengkap tentang isi materi ajaran yang akan
dipelajari oleh siswa. Disamping itu, ada modul yang berupa nonself contained, artinya modul itu
hanya memuat petunjuk-petunjuk atau arahan belajar bagi siswa.
2)
Mempertimbangkan adanya perbedaan individu
Pada
kelas-kelas umumnya atau dalam pengajaran klasikal, normal class, masalah yang sering dihadapi oleh guru dan sulit
diatasi, apabila guru dalam waktu singkat yang sekaligus harus melayani,
memenuhi minat, dan kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan
individu yang tampak, misalnya : kecerdasan, sosial ekonomi, cara belajar,
latar belakang pendidikan, cepat dan lambatnya siswa menangkap pelajaran.
Pengajaran modul dapat mengatasi adanya perbedaan ini. Dengan modul, siswa
dapat belajar menurut waktu dan intensitas sendiri, disamping berdasarkan
kemampuan dan bakatnya.
3)
Tujuan pengajaran
Setiap modul memuat tujuan pengajaran yang dirumuskan secara
khusus dan operasional. Perumusan tujuan ditunjukkan secara eksplisit sebelum
mempelajari modul sehingga baik guru maupun siswa dapat menentukan arah proses
belajar mengajarnya.
4)
Adanya kaitan, struktur, dan urutan pengetahuan yang
disajikan.
Modul
disusun dan dikembangkan sedemikian rupa, sehingga pengalaman yang dirakit
dalam modul selalu berkesinambungan.
5)
Penggunaan multimedia
Pengajaran
modul memberi kesempatan kepada siswa seluas-luasnya untuk merespon stimulus sesuai
dengan kemampuannya. Kemampuan mengamati dapat ditingkatkan melalui penggunaan
beberapa indra dengan cara memanfaatkan berbagai macam media.
6)
Peran serta aktif siswa
Peran
serta aktif ini memang dituntut oleh modul, mengingat modul dirancang untuk belajar
mandiri sehingga setiap siswa harus memanfaatkan waktunya untuk menyelesaikan
modul-modul itu.
7)
Pengukuhan secara langsung
Pengajaran
modul dan berprogram, menurut Skinner merupakan penerapan efektif konsep
pengukuhan (reinforcement). Ada
sejumlah bukti empiris menunjukkan bahwa pengukuhan secara langsung atau segera
dapat memperkuat efisiensi respon. Sehingga disarankan kepada guru agar selalu
menerapkan prinsip feedback, agar
siswa tidak saja tahu hasil tetapi dapat meningkatkan hasil tersebut.
8)
Kontrol terhadap cara evaluasi
Penilaian
hasil belajar sangat besar pengaruhnya bagi siswa. Penilaian dalam pengajaran sistem
modul baik penilaian formatif maupun penilaian sumatif memegang peranan
penting. Melalui penilaian ini dapat dilihat apakah siswa telah menguasai
tujuan khusus pembelajaran yang telah ditetapkan dan siswa dapat didiagnosis
dalam proses dan kemajuan belajarnya.
Penilaian
dalam modul didasarkan pada acuan kriteria atau standar (criterion refenced), artinya siswa harus mencapai kriteria tertentu
yang telah ditetapkan, dan bukan berdasarkan acuan norma yang didasarkan pada
kekuatan kelas secara keseluruhan.
Siswa
akan segera mengetahui hasil penilaian itu karena siswa bisa melihat kunci
jawaban yang telah disediakan untuk mengecek hasil pekerjaan. Dengan demikian
siswa tahu hasil pekerjaannya. Itulah yang dimaksud dengan kontrol terhadap
evaluasi.
Komponen modul menurut Proyek Perintis Sekolah Pembangunan dalam Setyosari
(1990: 23) menyatakan bahwa modul yang dikembangkan memiliki komponen-komponen
sebagai berikut: Petunjuk untuk guru, petunjuk untuk siswa, lembar kegiatan
siswa, lembar kerja siswa, kunci jawaban untuk lembar kerja, lembar
tes/penilaian, dan kunci jawaban untuk lembar tes. Dari beberapa poin di atas,
dapat disimpulkan bahwa modul merupakan seperangkat pembelajaran mandiri yang
memuat satu unit materi pokok serta disusun secara sistematis dan terarah,
terdiri dari Petunjuk untuk guru, petunjuk untuk siswa, lembar kegiatan siswa,
lembar kerja siswa, kunci jawaban untuk lembar kerja, lembar tes/penilaian, dan
kunci jawaban untuk lembar tes.
Adapun
keunggulan dari pembelajaran dengan sistem modul menurut Setyosari (1990: 19)
antara lain: memotivasi siswa untuk belajar karena siswa selalu didorong
menyelesaikan modul tepat pada waktunya, hasil pekerjaan siswa dapat diketahui
secepatnya karena setelah menyelesaikan modul siswa bisa langsung mencocokkan
hasil pekerjaanya, hasil kerja yang dicapai sesuai dengan tingkat kemampuan
siswa, beban belajar terbagi secara merata pada setiap semester, dan
pengetahuan yang diperoleh siswa terangkum secara sistematik.