Silahkan

Home » » Karakteristik Briket.

Karakteristik Briket.

Written By Titinkita.blogspot.com on Senin, 18 Maret 2013 | 20.26


1.   Kadar Air
Kandungan air yang tinggi menyulitkan penyalaan sehingga briket sulit terbakar. Biobriket memiliki kadar air maksimal menurut Standar Industri Nasional untuk ekspor tidak boleh lebih dari 5%. (Kurniawan dan Marsono, 2008: 42)
2.   Kadar Abu
Semakin tinggi kadar abu, secara umum akam mempengaruhi tingkat pengotoran, keausan, dan korosi peralatan yang dilalui. Briket dengan kandungan abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan membentuk kerak. (Widyawati, 2006; Brades dan Febrina, 2008)
3.   Kadar Kalori
Nilai kalori briket sangat berpengaruh pada efisiensi pembakaran briket. Makin tinggi nilai kalori briket makin bagus kualitas briket tersebut karena efisiensi pembakarannya tinggi. Syarat suatu limbah memiliki nilai bakar standar yakni diatas 5000/kal/gram sebagai pengganti minyak tanah. (Widyawati, 2006: 9)

Tabel 2.4 Mutu Briket Berdasarkan SNI
Parameter
Standar Mutu Briket Arang Kayu (SNI No. 1/6235/2000)
Kadar Air (%)
≤ 8
Kadar Abu (%)
≤ 8
Kadar Karbon (%)
≥ 77
Nilai Kalor (kal/g)
≥ 5000
Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (1994) dalam Santosa.
4. Kadar Emisi
Emisi yang dihasilkan dari pembakaran biomassa adalah CO2, CO, NOx, SOx dan partikulat. Kwong dkk (2004) meneliti campuran serbuk batubara dan sekam padi untuk berbagai komposisi dan udara lebih (excess air). Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi penurunan emisi CO lebih dari 40% untuk campuran sekam padi 50%. Hal ini berarti sekam padi dapat menyempurnakan proses pembakaran. Konsentrasi CO juga menurun dengan penambahan excess air. Hasil optimal terjadi pada 30% excess air dan 10-20% campuran sekam padi. (Syamstro, 2007)
·      Karbon Monoksida (CO)
Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senjawa karbon monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti senyawa lain, CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu hemoglobin.
·      Kadar SOx (SO2 dan SO3)
Emisi SOx terbentuk dari fungsi kandungan sulfur dalam bahan bakar, selain itu kandungan sulfur dalam pelumas, juga menjadi penyebab terbentuknya SOx emisi. Struktur sulfur terbentuk pada ikatan aromatik dan alkil. Dalam proses pembakaran sulfur dioxide dan sulfur trioxide terbentuk dari reaksi:
S+O2=SO2
SO2 + 1/2 O2 = SO3
Kandungan SO3 dalam SOx sangat kecil sekali yaitu sekitar 1-5%. (Sudrajad, hal.2)
·      Kadar NOx
Nitrogen monoksida terdapat diudara dalam jumlah banyak lebih besar dari pada NO2. pembentukan NO dan NO2 merupakan reaksi antara nitrogen dan oksigen diudara sehingga membentuk NO yang bereaksi lebih lanjut dengan banyak oksigen membentuk NO2. Pada suhu kamar, hanya sedikit kecenderungan reaksi antara nitrogen dan oksigen membentuk NO. Pada suhu tinggi pada proses pembakaran, keduanya dapat membentuk NO dalam jumlah yang lebih banyak. (Depkes, hal.6)
Tabel 2.5 Standar Emisi Gas Buang Menurut Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral No. 047 Tahun 2006.

Parameter
Batas maksimum (mg/Nm3)
Total partikel
250
Karbon Monoksida (CO)
726
Sulfur Dioksida (SO2)
130
Nitrogen Oksida (NO2)
140


Daftar Pustaka:
Sudrajad, Agung. Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan, (Online), (http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=111), diakses 19 November 2008
Kurniawan, O dan Marsono. 2008. Superkarbon. Jakarta: Penebar Swadaya
Widyawati, Prima. 2006. Pengembangan Abu Bagase dan Blotong Sebagai Bahan Baku Briket. Malang: Unibra

Share this article :
0 Comments
Tweets
Komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Adsense Indonesia
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. PIKIRAN BEBAS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger