Sebinar mata memandang terangnya
cahaya lampu kamarku.
Semegah warna biru langit menatap
wajahku yang berada
di atap loteng kontrakan ini.
Semua kulihat dari sisi tolak begitu
tipisnya pengetahuanku akan diri.
Menghabiskan berjuta-juta detik untuk menyadari.
keraguan yang menjajah naluri.
Akankah naluriku mengacungkan jari
Berani mengapresiasikan sesuatu yang
seharusnya dibenahi.
Bukan memojok kikuk merompak harga diri
Morat-marit sibuk melabuhkan kapal dalam
pusaran air.