(oleh Dwi Arie Setiawan
pada 20 Agustus 2010 jam 20:39)
"Katakanlah kepadaku, perbuatan-perbuatan salah mana yang telah kamu lakukan, anak-anakku", kata orang tua itu.
Pria pertama berkata,"Saya melakukan suatu dosa berat dan mematikan."
Pria kedua berkata,"Saya telah melakukan beberapa dosa ringan, yang tidak perlu dicemaskan".
"Baik", kata orang tua saleh itu. "Pergilah dan bawalah kepadaku sebuah batu untuk sebuah dosa."
Pria pertama kembali dengan memikul sebuah batu yang amat besar. Pria kedua dengan senang membawa satu tas berisi batu-batu kecil.
"Sekarang", kata orang tua itu, "pergilah dan kembalikan semuanya ke tempat di mana kamu telah menemukannya."
Pria pertama mengangkat batu itu dan memikulnya kembali ke tempat di mana ia telah mengambilnya. Pria kedua tidak dapat mengingat lagi tempat dari setengah jumlah batu yang diambilnya, maka ia menyerah saja dan membiarkan batu-batu itu di dalam tasnya. Katanya, pekerjaan ini terlalu sulit.
"Dosa itu seperti batu-batu itu", kata orang tua itu. "Jika seseorang melakukan suatu dosa berat, hal itu seperti sebuah batu besar dalam suara hatinya. Tetapi dengan penyesalan yang sejati kesalahan itu akan diampuni seluruhnya. Tetapi pria yang terus menerus melakukan dosa-dosa ringan dan ia tahu hal itu salah, akan semakin membekukan suara hatinya dan ia tidak menyesalinya sedikit pun. Maka ia tetap sebagai seorang pendosa.
"Maka ketahuilah anak-anakku", saran orang saleh itu,"adalah sama pentingnya untuk menolak dosa-dosa ringan seperti menolak dosa-dosa berat."